Aku yang sangat tahu bahwa bulan tak pernah mengingkari malamnya untuk tetap bersanding dengan bintang. Aku juga yang selalu mengharap kala malam dibelai oleh angin manja yang mendayu-dayu diiringi suara dedauan mencabik sepinya malam menjadikan ku teriris oleh sepi. Aku tau mungkin malam sedang merajuk dikala bulan pergi dan tenggelam oleh awan, tapi apa daya malam tak bersuara hanya gelap yang tak mampu bertahan di kala terang menepi.
Kadang ketika senja menyapa bergegasku merapihkan kejora manja yang buyar di awan dengan menggelora jingga. Tak diusik sedikit pun oleh matahari yang saat itu sedang ingin beristirahat dan tak mau pabila malam menjadi karam olehnya. Tapi apakah kalian tau? ketika senja berlalu seluruh titik dibumi bergetar berjalan perlahan memutar dan sekejab gelap, malam pun hadir.
Tapi malam sering berbisik kepada langit,,
"Akankah ada saat dimana aku ditemani oleh terangnya bintang sepanjang aku terjaga wahai langit?"
sesaat seketika langit menangis, meski perlahan air langit membasahi bumi tetap iya merasakan apa yang di rasakan malam. semakin deras langit menangis semakin deras perasaan yang menggebu terhadap apa yang dirasakan malam. Ketika langit lelah dia hanya mengumbar mendung gelap dan bekerja sama dengan awan awan malam bergemuruh, berkumpul, mereka samasama mengerti betapa malam sangat membutuhkan terang.
"Wahai malam bersabarlah engkau, akan ada saat dimana bintang menari bersama bulan menemanimu sepanjang kau terjaga" dengan termangu malam tetap terjaga dan menanti perkataan Langit kepadanya.
-By : Dewi Nurmayani-
220616
Sedikit ulasan and Review guys,,
sajak diatas mungkin ga sebagus sajak penyair yahh kan aku bukan penyair aku cuman nuangin perasaan aku saat ini. Mungkin perumpamaan malam itu adalah aku. selamat membaca
6/22/2016
Langganan:
Postingan (Atom)
Sajak Malam bersuara
Aku yang sangat tahu bahwa bulan tak pernah mengingkari malamnya untuk tetap bersanding dengan bintang. Aku juga yang selalu mengharap kala malam dibelai oleh angin manja yang mendayu-dayu diiringi suara dedauan mencabik sepinya malam menjadikan ku teriris oleh sepi. Aku tau mungkin malam sedang merajuk dikala bulan pergi dan tenggelam oleh awan, tapi apa daya malam tak bersuara hanya gelap yang tak mampu bertahan di kala terang menepi.
Kadang ketika senja menyapa bergegasku merapihkan kejora manja yang buyar di awan dengan menggelora jingga. Tak diusik sedikit pun oleh matahari yang saat itu sedang ingin beristirahat dan tak mau pabila malam menjadi karam olehnya. Tapi apakah kalian tau? ketika senja berlalu seluruh titik dibumi bergetar berjalan perlahan memutar dan sekejab gelap, malam pun hadir.
Tapi malam sering berbisik kepada langit,,
"Akankah ada saat dimana aku ditemani oleh terangnya bintang sepanjang aku terjaga wahai langit?"
sesaat seketika langit menangis, meski perlahan air langit membasahi bumi tetap iya merasakan apa yang di rasakan malam. semakin deras langit menangis semakin deras perasaan yang menggebu terhadap apa yang dirasakan malam. Ketika langit lelah dia hanya mengumbar mendung gelap dan bekerja sama dengan awan awan malam bergemuruh, berkumpul, mereka samasama mengerti betapa malam sangat membutuhkan terang.
"Wahai malam bersabarlah engkau, akan ada saat dimana bintang menari bersama bulan menemanimu sepanjang kau terjaga" dengan termangu malam tetap terjaga dan menanti perkataan Langit kepadanya.
-By : Dewi Nurmayani-
220616
Sedikit ulasan and Review guys,,
sajak diatas mungkin ga sebagus sajak penyair yahh kan aku bukan penyair aku cuman nuangin perasaan aku saat ini. Mungkin perumpamaan malam itu adalah aku. selamat membaca
Kadang ketika senja menyapa bergegasku merapihkan kejora manja yang buyar di awan dengan menggelora jingga. Tak diusik sedikit pun oleh matahari yang saat itu sedang ingin beristirahat dan tak mau pabila malam menjadi karam olehnya. Tapi apakah kalian tau? ketika senja berlalu seluruh titik dibumi bergetar berjalan perlahan memutar dan sekejab gelap, malam pun hadir.
Tapi malam sering berbisik kepada langit,,
"Akankah ada saat dimana aku ditemani oleh terangnya bintang sepanjang aku terjaga wahai langit?"
sesaat seketika langit menangis, meski perlahan air langit membasahi bumi tetap iya merasakan apa yang di rasakan malam. semakin deras langit menangis semakin deras perasaan yang menggebu terhadap apa yang dirasakan malam. Ketika langit lelah dia hanya mengumbar mendung gelap dan bekerja sama dengan awan awan malam bergemuruh, berkumpul, mereka samasama mengerti betapa malam sangat membutuhkan terang.
"Wahai malam bersabarlah engkau, akan ada saat dimana bintang menari bersama bulan menemanimu sepanjang kau terjaga" dengan termangu malam tetap terjaga dan menanti perkataan Langit kepadanya.
-By : Dewi Nurmayani-
220616
Sedikit ulasan and Review guys,,
sajak diatas mungkin ga sebagus sajak penyair yahh kan aku bukan penyair aku cuman nuangin perasaan aku saat ini. Mungkin perumpamaan malam itu adalah aku. selamat membaca
Langganan:
Postingan (Atom)