Ini bukan suatu cerita dongeng
atau sejenisnya.
mungkin semua manusia juga
pasti pernah ngerasain ini, Sampai pada puncaknya yang kita gatau itu
harus diapain.
Ini semua berawal dari Rasa...
Kita hidup karna Rasa, Toko roti
buka karena Rasa, rumah makan buka juga karna Rasa.
Rasa itu mempengaruhi segalanya.
sebenarnya kali ini aku mau ngejelasin soal rasa itu. Disini aku mau bawa
kalian keliling dunia Rasa dari ceritaku. kita mulai ya...
Rasa ini berawal dari keadaan iya
benar keadaan membuat semua rasa tumbuh... Andai tuhan bisa mengubah Rasa itu
atau membunuh Rasa itu mungkin semua gak akan ada. itu diawali dengan pertemuan
yang emang udah di janjikan. tepatnya 5 bulan yang lalu semenjak sebuah cafe
yang membawa cerita tentang rasa. awalnya sih biasa aja hingga berjalan juga
seperti biasa aja. yang tadinya kenal lama sebelum pertemuan itu ada hingga
akhirnya setiap pertemuan itu diakhiri dengan Rasa juga.
Setiap senyum yang teruntai
merupakan sebuah rasa yang diciptakan olehnya. Aku juga ga ngerti kenapa aku
bisa ngerasain itu sendirian. Entah sendiri entah berdua. Di minggu pertama aku
beranggapan bahwa sebuah rasa akan hilang seiring jalannya waktu. namun seiring
jalannya waktu rasa itu bahkan semakin membuat dadaku sesak. tak pernah
disadarinya semua perlakuan bedaku kepadanya semata-mata hanya karna rasa. Andai
saja dia bisa lebih memahami mungkin rasa itu ga akan disimpan sedalam-dalamnya
di jurang yang gelap tanpa celah.
Pertemuan demi pertemuan berjalan
yang membuatku semakin yakin semakin penasaran semakin ingin mengatakan rasa
itu. Aku ga pernah bisa berbuat apa-apa karena aku hanya sebuah bunga yang
mengharapkan panasnya matahari dan air yang disiramkan kepadaku hanya untuk aku
bertahan hidup.
Entah apa yang membuatku begini,
setiap hari hanya menunggu kabar yang disampaikaa melalui jaringan network itu.
Kadang aku merasa lelah kadang aku merasa tegar bahkan aku bisa bertahan sampai
saat ini hanya semata-mata karna rasa. Ohhh tuhan dadaku terasa sesak oleh
rasa. Pandanganku hanya rasa, kakiku sulit melangkah apabila rasa itu tidak
menguatkanku. Ohh tuhan sampai kapan aku harus menyimpan rasa indah ini. Itulah
kata-kata yang selalu terlontar ketika aku berhadapan dengan-Nya.
Sampai saat ini rasa itu masih
tumbuh namun tak ada sandaran yang mampu menguatkan. Aku tak pernah memaksakan
dirinya untuk menjadikanku sebuah lentera cantik yang akan menghiasi setiap
ruangan hatinya. Tapi aku juga tak ingin rasa ini hilang begitu saja. Siapa yang
ingin mempertanggungjawabkan?? Tuhan tau apa yang kurasa sampai saat ini.
Lelahnya ku menunggu mungkin sudah
menjadi resiko yang harus kuhadapi karna rasa itu tumbuh tanpa tuan. Sampai
pada saatnya nanti rasa ini akan didampingi oleh tuan yang gagah memangku rasa,
membimbing rasa hingga sampai aku tak bisa merasakan indahnya rasa itu.
Tak bisa terungkapnya rasa ini
membuat dadaku setiap hari penuh tanya. Pikiranku hanya rasa yang terbesit
bahkan ku tak pernah berniat sekalipun untuk membuang rasa yang sia-sia ini. Pernah
sekali waktu aku memberanikan diri untuk mencari jawaban atas rasa ini. Tapi apa
aku diberdayakan oleh rasa itu sendiri. Meski saat ini mungkin dia sudah punya
rasa sendiri tapi aku tetap akan memupuk rasa ini.
Ulasan ini dibuat hanya untuk
berbagi ke kalian yang pernah merasakan sebuah rasa yang tak bisa terungkap. Haiii
rasa masih kuat kamu bertahan?? Semoga saja tidak layu sebelum dia sadar akan
rasaku.
Andai Rasa tau..
Ini bukan suatu cerita dongeng
atau sejenisnya.
mungkin semua manusia juga
pasti pernah ngerasain ini, Sampai pada puncaknya yang kita gatau itu
harus diapain.
Ini semua berawal dari Rasa...
Kita hidup karna Rasa, Toko roti
buka karena Rasa, rumah makan buka juga karna Rasa.
Rasa itu mempengaruhi segalanya.
sebenarnya kali ini aku mau ngejelasin soal rasa itu. Disini aku mau bawa
kalian keliling dunia Rasa dari ceritaku. kita mulai ya...
Rasa ini berawal dari keadaan iya
benar keadaan membuat semua rasa tumbuh... Andai tuhan bisa mengubah Rasa itu
atau membunuh Rasa itu mungkin semua gak akan ada. itu diawali dengan pertemuan
yang emang udah di janjikan. tepatnya 5 bulan yang lalu semenjak sebuah cafe
yang membawa cerita tentang rasa. awalnya sih biasa aja hingga berjalan juga
seperti biasa aja. yang tadinya kenal lama sebelum pertemuan itu ada hingga
akhirnya setiap pertemuan itu diakhiri dengan Rasa juga.
Setiap senyum yang teruntai
merupakan sebuah rasa yang diciptakan olehnya. Aku juga ga ngerti kenapa aku
bisa ngerasain itu sendirian. Entah sendiri entah berdua. Di minggu pertama aku
beranggapan bahwa sebuah rasa akan hilang seiring jalannya waktu. namun seiring
jalannya waktu rasa itu bahkan semakin membuat dadaku sesak. tak pernah
disadarinya semua perlakuan bedaku kepadanya semata-mata hanya karna rasa. Andai
saja dia bisa lebih memahami mungkin rasa itu ga akan disimpan sedalam-dalamnya
di jurang yang gelap tanpa celah.
Pertemuan demi pertemuan berjalan
yang membuatku semakin yakin semakin penasaran semakin ingin mengatakan rasa
itu. Aku ga pernah bisa berbuat apa-apa karena aku hanya sebuah bunga yang
mengharapkan panasnya matahari dan air yang disiramkan kepadaku hanya untuk aku
bertahan hidup.
Entah apa yang membuatku begini,
setiap hari hanya menunggu kabar yang disampaikaa melalui jaringan network itu.
Kadang aku merasa lelah kadang aku merasa tegar bahkan aku bisa bertahan sampai
saat ini hanya semata-mata karna rasa. Ohhh tuhan dadaku terasa sesak oleh
rasa. Pandanganku hanya rasa, kakiku sulit melangkah apabila rasa itu tidak
menguatkanku. Ohh tuhan sampai kapan aku harus menyimpan rasa indah ini. Itulah
kata-kata yang selalu terlontar ketika aku berhadapan dengan-Nya.
Sampai saat ini rasa itu masih
tumbuh namun tak ada sandaran yang mampu menguatkan. Aku tak pernah memaksakan
dirinya untuk menjadikanku sebuah lentera cantik yang akan menghiasi setiap
ruangan hatinya. Tapi aku juga tak ingin rasa ini hilang begitu saja. Siapa yang
ingin mempertanggungjawabkan?? Tuhan tau apa yang kurasa sampai saat ini.
Lelahnya ku menunggu mungkin sudah
menjadi resiko yang harus kuhadapi karna rasa itu tumbuh tanpa tuan. Sampai
pada saatnya nanti rasa ini akan didampingi oleh tuan yang gagah memangku rasa,
membimbing rasa hingga sampai aku tak bisa merasakan indahnya rasa itu.
Tak bisa terungkapnya rasa ini
membuat dadaku setiap hari penuh tanya. Pikiranku hanya rasa yang terbesit
bahkan ku tak pernah berniat sekalipun untuk membuang rasa yang sia-sia ini. Pernah
sekali waktu aku memberanikan diri untuk mencari jawaban atas rasa ini. Tapi apa
aku diberdayakan oleh rasa itu sendiri. Meski saat ini mungkin dia sudah punya
rasa sendiri tapi aku tetap akan memupuk rasa ini.
Ulasan ini dibuat hanya untuk
berbagi ke kalian yang pernah merasakan sebuah rasa yang tak bisa terungkap. Haiii
rasa masih kuat kamu bertahan?? Semoga saja tidak layu sebelum dia sadar akan
rasaku.
0 komentar:
Posting Komentar