Jelas
gak mudah nerima kenyataan bahwa kamu memenangkan hatinya.tapi sesakit apapun
itu, aku akan berusaha tegar. Karena kebahagiannya adalah hal yang akan selalu
kupejuangkan.
Kita
pernah sama-sama berjuang, memantaskan diri agar bisa tinggal di dalam ruang
hatinya. Kini kamu telah keluar sebagai pemenang. Kumohon jaga dia sebaik yang
kamu bisa, sekeras saat dirimu memperjuangkannya.
Gak
da yang bisa meneba akhir dari sebuah kisah. Meski telah lebih dahulu
mengenalnya, toh aku tidak bisa mendapatkan hatinya sebaik kau bisa.
Kisahku
dengannya sudah lebih dulu berawal. Saat itu aku berfikir bahwa banyaknya waktu
bersama, aku bisa dengan mudah mengambil hatinya. Entah karena aku yang terlalu
dalam mengartikan semuanya atau memang benar, tapi yang kurasa ia
memperlakukanku begitu spesial.
Ada
begitu banyak waktu yang kami habiskan bersama. Mulai dari berjibaku
menyelesaikan tugas kuliah sampai menghabiskan waktu di malam minggu, semuanya
kita lakukan berdua. Intesitas pertemuan yang tinggi serta besarnya perhatian
tak pelak membuat perasaan itu datang. Aku sempat berpikir bahwa cepat atau
lambat hubungan ini akan bertransformasi menjadi hubungan kasih.
Tapi
nyatanya semua yang ada dipikiranku gak berbanding luus dengan kenyataan.
Setidaknya sejak kamu datang, aku terpaksa harus rela membagi perhatian yang
dulu terasa hanya untukku. Hanya dalam hitungan minggu , aku seolah telah
bertukar peran denganmu. Dia yang dulu selalu ada, kini lebih setia berada di
samping perempuan yang baru dikenalnya.
Aku
jelas merasa terganggu dengan kehadiranmu. Dia yang dulu kupikir sepenuhnya
milikku, kini terlihat nyaman di dekat orang yang baru dikenal.
Cemburu.
Mungkin itulah satu-satunya kata yang menggambarkan perasaanku. Bagaimana tidak
, dia yang sebelumnya begitu mudah
ditemui kini lebih sering menghilang karena asyik dengan orang yang baru
dikenalnya. Semenjak kamu ada, setidaknya setengah dari waktu kebersamaan kami
hilang begitu saja kalau dulu aku bisa dengan mudah mengajaknya keluar makan
siang, kini aku mengalah bila ia sudah lebih dulu membuat janji dengamu.
Tidak
hanya karena waktu kebersamaan saja yang makin tiada. Hal paling menyakitkan
adalah saat aku harus melihat ia begitu nyaman didekatmu. Mulai dari bertukar
cerita saling melempar canda, sampai menceritakan rahasia membuat kalian
telihat seperti dua orang yang telah mengenal sejak lama. Sungguh tidak ada
yang lebih membuatku jatuh, saat menemukan fakta bahwa ia bahagia dan bisa
tertawa tanpaku di sampingnya.
Mencuri
kembali perhatiannya pernah menjadi visi hidupku untuk beberapa waktu. Dengan
naif aku selalu berusaha memerjuangkan perasaan sendirian, tanpa jawaban.
Mungkin
seharusnya aku mundur waktu itu. Saat kalian terlihat semakin dalam menunjukkan
perasaan. Tapi sayangnya aku adalah perempuan keras kepala yang meyakini bahwa
semua hal bisa diraih asalkan mau berusaha. Sekuat tenaga aku mencoba menarik
perhatiannya kembali, naluri berkompetensi sempat pula mematikan nurani.
Yaa
aku berjuang untuk dia yang namanya selalu kurangkul dalam doa. Berharap suatu
saat nanti. Perjuangan ini akan dijawab oleh Tuhan dengan akhi bahagia. Aku
mencoba menutup mata akan kenyataan bahwa hatimu dan hatinya memang sudah
bertaut di ujung sana. Entah mengapa aku menjelma menjadi orang yang begitu
keras kepala., mengejar seseorang yang hatinya jelas tak berada pada frekuensi
yang sama.
Sekuat
tenaga aku pernah mencoba menjadi seperti apa yang ia dambakan. Tapi akhirnya,
diriku harus kembali jatuh saat mendapati ada puluhan kamu di sudut hatinya.
Namun
sayang semua perjuangan itu tidak juga membawaku pada hasil impian. Kamu dan
dia tetap kuat mengukuhkan kebersamaan. Meski tak pernah mendeklarasikan
bersamaan tapi aku jelas bisa melihat bagaimana perasaan itu terukir semakin
dalam. Kamu tau? Aku berkali –kali jatuh dalam kubangan, sakit sendirian, tanpa
teman.
Sesekali
aku juga pernah memaki tuhan untuk semua yang telah terjadi. Aku mempertanyakan
dan menyalahkan, mengapa ia tidak menitipkan persamaan yang sama untuk orang
yang begitu kucinta? Namun akhirnya aku
mengerti bahwa ia adalah sutradara abadi yang bisa menentukan setiap alur dari
kehidupan. Dan sebagai manusia aku jelas tak bisa menyalahkan
Kini
aku memilih untuk tidak lagi menyimpan kemarahan. Karena sudah jelas bahwa
tidak ada yang baik dari sesuatu yang dipaksakan. Akhirnya, kuputuskan untuk
diam dan melepaskan.
Pada
akhirnya aku mencoba berdamai dengan diri sendiri. Meski tidak mudah tapi aku
mencoba mengalah, mengalahkan setiap ego yang ada untuk memiliki dirinya. Karena
aku tahu bahwa tak akan pernah ada yang baikk dari sebuah pemaksaan rasa. Aku pun
mulai berjalan mundur sambil membawa hati yang sudah hancur. Ini adalah babak
hidup yang membuatku yakin memang ada perasaan sayang yang seharusnya dibiarkan
tenggelam.
Sekarang
hati dan dirinya sudah menjadi milikmu sepenuhnya. Kumohon sayangi ia melebihi
kemampuan yang kamu punya. Akan kutitipkan perasaanku padamu untuk memperbesar
tanggung jawab itu. Aku ingin kamu menjaga dan menyayangi dia sebagaimana aku
ingin melakukannya.