Ini kali keberapa Tuhan menjawab
pertanyaan yang aku kira ini adalah akhir. Aku AYA panggilan sayang dari mama .
dan inilah kisahku
Ini bulan ketiga aku mengenal
pria yang lebih muda 3 tahun dari umurku. Aku juga tak pernah menyangka kalau kami
akan menjadi satu rangkaian hati yang menjalin kasih sayang sepanjang nafas
berhembus. Mungkin 3 bulan yang lalu bagai petir menyambar kepalaku. Tak pernah
terbesit aku akan bersandar pada ranting muda. Dan ranting muda ini yang akan
membawaku ke jalanmu ya rabb.
Berawal dari silaturahmi rekan
kerja kakakku di sebuah perusahaan Retail terbesar di Dunia. Sebagai salah satu
karyawannya mungkin kakak ku merasa bangga. Hingga hari itu tiba sekian banyak
rekan kerjanya masuklah diantaranya si ranting muda itu. Mereka bersepuluh
merangkai senyum bahkan tertawa tanpa segan di ruang tamu rumahku yang
sederhana. Iyaa benar mereka sedang bertamu dirumahku sekalian silaturahmi
berlebaran. Aku dengan sigap membantu mama menyiapkan makanan, cemilan dan
minuman untuk mereka. Satu-satu dari sepuluh mata memandangku dengan senyuman
manis dan penuh harap saat aku menghidangkan cemilan. Tapi hanya satu diantara
mereka yang tak menatapku dengan curiga dan harap. Seakan aku tidak ada bahkan
dia sibuk dan asyik dengan teman yang lain yang sudah heboh bergumam akan kedatanganku.
Akhirnya keadaan saling pandang
mereka dan aku selelsai ketika kakakku mengenalkan aku pada mereka semua.
“guys.. jangan bengong dong
liat nih adikku cantikkan?” ujar kakakku sambil menuangkan minuman ke gelas
yang tersedia.
Aku dengan lugu tersenyum manis
“weesss aku jomblo loh kak”
taufik dengan lantang tak merasa malu padahal mamaku sedang menghampirinya.
“ehh ada tante sory tan keceplosan” jawab taufik ketika sadar ternyata ia
diperhatikan oleh mamaku..
Awalnya tak ada satu pun yang
menarik perhatianku. Tapi sesaat aku dibuat tersenyum malu
“woii Indra kau kan jomblo ..
noohhh sikat nooh si doi” jawab riki dengan antusias.
Sejenak si ranting muda itu
tersenyum malu dan mulai salah tingkah. “apasih bang kau ini sibuk ajala” jawab
Indra dengnan tersipu-sipu
Aku memandangnya cukup dalam
membuat aku terngiang selalu akan raut wajahnya.
“iya nih ya’ si Indra ini
jomblo baik lagi, bukan begitu ndra?” kata kakakku
“hemm hahha udah ahh malu ni”
balas Indra
Akhirnya tiba Adzan Magribh
berkumandang sebagian dari mereka sholat magribh berjamaah di rumah sederhanaku
itu. Setelah itu mereka menyantap masakan lezat buatan mamaku. Dan tepat pukul
21.00 WIB masing-masing dari mereka pamitan pulang. Hingga akhirnya aku mengintip
dari tirai dapur melihat si ranting muda yang gak pernah aku mimpikan itu.
Waktu semakin berjalan terus
berjalan. Tak pernah kuhitung sudah berapa hari bulan bahkan tahun aku tidak
pernah di bilang cantik, disapa “selamat pagi”, di ingatin makan, di ajak jalan
yang membuat aku lupa adalah 2 orang sahabat ku yang selalu hadir menemani
hari2 indahku wajar saja aku jomblo setahun belakangan ini tenang-tenang saja.
Ini sudah seminggu sejak
pertemuan itu tapi kenapa wajah si ranting muda itu selalu hadir disetiap
sendiriku. Aku heran bahkan namanya aja selalu kusebut atau kadang-kadang
tersebut.
Tiiiiittt tuuuutt tiiiitt
tuuuut khas bunyi sms dari iphone kesayanganku.
+62878908**** “asalamualaikum”
Itu bunyinnya. Dengan sigap aku
membalas “walaikkumslam, siapa ini”
“aku” balasnya.
“aku siapa??” jawabku.
“Indra temen kantor kakak kamu”
jawabnya
Sejenak aku terhenyak ini nama
yang sering aku sebut nama yang sering aku lamun kan sejak pertemuan itu. Akhirnya
dari situ aku selalu berbagi kabar. Seminggu berlalu, hanya berawal dari
pertemuan itu hingga akhirnya aku bisa bertemu dengannya yang aku kira dia
adalah yang terbaik.
Pertemuan demi pertemuan
berjalan dengan singkat tanpa hambatan. Kecocokan demi kecocokan terjalin
singkat tak pernah ragu untuk saling sapa meski melalui seluler. Aku juga bisa
merasakan apa yang dirasakannya. Wajah manisnya selalu menghantui hari-hariku
aku juga yakin dia merasakan hal yang sama. Mungkin aku adalah sosok egois tapi
dia selalu meluluhkan ku dengan jurus 1000 bayangan milik Naruto yang tak bisa
ku balas dengan jurus apapun.
Hidupku semakin hari semakin
berwarna semakin harum. Tapi kami masih saja belum bisa disatukan oleh sesuatu
yang aku sebut Cinta tapi romannya sudah kami rasakan. Manisnya sudah diujung
lidah tapi belum ditelan. Ranum semerbak
bahkan menyibak perhatian semua orang di berbagai sosial media menjadikanku
orang paling bahagia sedunia tanpa merasa ada orang lain disini.
Hemmm andai aku bisa ngebagi
rasa ini pasti manisnya buat kalian ga harus minum kopi bersama gula tebu yang
kalian beli di warung bahkan bisa memaniskan adonan bolu mamaku hahahah
begitulah kira-kira rasa ini. Yahhh aku akhirnya jatuh cinta tapi tetap seperti
yang aku jelaskan ini sulit. Ini memang Cinta tapi kami belum bersatu untuk
saling merasakan satu sama lain.
Perkenalan itu sesaat terhenti
tanpa kabar. Aku terhenyak oleh perkataannya “aku ini lebih muda dari kamu 3
tahun”
Bahkan untuk berkenalan lebih
dalam lagi saja aku sudah malas dibuat ucapannya itu. Tak pernah aku
membayangkan aku jatuh cinta kepada seseorang yang bahkan lebih muda dari
adikku sendiri. Keseriusan ini akhirnya berujung berakhir runtuh. Hatiku mulai
menyusut seiring rasa cintaku kepadanya. Tapi apa semakin hari si ranting muda
itu semakin menarik perhatian. Tak pernah dihatinya memberlakukanku sebagai
seorang kakak. Bahkan dimatanya aku adalah belahan jiwa yang mungkin
dibutuhkannya selama ini.
Tapi aku masih belum bisa
terima dengan hal ini. Tetap saja di setiap pertemuan kami selalu canggung
padahal aku dan dia dulu sempat merasakan kecocokan yang masih terbias sampai dengan
hari ini. Tuhan ini hukuman atau karma atau ini yang terbaik kau kirimkan untuk
sandaranku kelak, tuhan apakah kau bisa merasakan hatiku saat ini. Kemudian aku
merasa takut jika rasa yang sudah kurasakan sekian hari sekian jam sekian menit
sekian detik hilang dan meluntur. Tetap aku menjaga rasa ini karna ini anugerah
terindah yang kurasakan selama aku hidup.
Akhirnya kuberanikan diri untuk
bertanya apa yang dirasakannya apa tujuan dia apa yang harus kulakukan.
Akhirnya aku menjajikan sebuah pertemuan yang harusnya singkat tapi berubah
menjadi pertemuan dahsyat di dalam hidupku.
“heii.. menung aja” sapa Indra
sambil duduk di sebelahku yang sudah ku sediakan untukknya karna aku yang
pertama datang.
“haii... gak kok cuman lagi
bingung aja” jawabku ketus tak ingin diketahuinya kekhawatiranku selama ini .
“gimana hari ini kerjanya”
basa-basi yang tiap hari dilontarkan Indra ketika kami bersama.
“nyantai.. biasalah client
masih bisa di handle, kamu?” jawabku masih ketus juga.
“aku...aku..aku” dengan nada
sedih dan wajah yang seiring gemuruh akan badai datang menghantam mukaku.
“aku apa..??” jawabku memaksa
“akuuuu aku upsales loh’”
jawabnya riang sembari memberiku sekotak coklat favoriteku yang diketahuinya
sebagai suatu obat penyejuk hati. Upsales merupakan suatu proses dimana value
yang diharapkan ternyata berlebih karna Indra adalah salah satu Sales Marketing
di perusahaan Retail besar itu.
“apaan sih gak lucu deh.. nih
buat aku coklatnya?” jawabku mulai menyeringai
“yaiyalah” sautnya
Indra mengayunkan tangan
memanggil pelayan untuk menyuguhkan menu
favorite aku dan dia di cafe itu. Biasanya setiap kami dinner selalu menu favorite
dipesankan Indra terlebih dahulu sebelum aku memesannya. Tapi kali ini beda dia
malah menyuruhku memesankan menu favoritenya dariku. Sontak aku terkejut
“mana aku tau kamu suka makan
apa” lagi-lagi ketus
“hemm yauda deh mas aku gak
makan, kita pesan cemilan aja ya .. aku
mau pesan..............bla bla bla” Indra berbicara memesan cemilan tadi ke
pelayan yang ada disampingnya itu, dan aku menatapnya penuh arti tanpa takut
harus kehilangan atau bahkan bahagia
bisa bersama selamanya.
“ ada apa ngajakin aku
ketemuan. Kamu rindu ya udah seminggu lebih kita gak jumpa” tanya Indra masih
dengan kesabarannya yang ku akui sangat memukau itu.
“enggak apa-apa kok, cuman ada
yang mau aku omongin tentang kita” jawabku berpaling muka melihat sekeliling
yang hening dihembus angin malam seiring kilauan lilin di meja kecil kami yang
membuatku rindu akan rasa-rasa manis yang sempat membuat manis bolu mamaku
tanpa harus ditaruh gula tebu di dalamnya.
“hemm dimulai dari mana ini aku
juga belum bisa bertanya apa-apa terhadap semua ini” Indra menjawab dengan
keseriusan yang membuatnya dewasa.
“aku mau kita sudahin aja
sebelum kita punya kesepakatan untuk bersama....” hening sesaat setelah
perkatanku yang mungkin memotong-motong hatinya atau bahkan mengiris hati, empedu,
ginjal sampai jantung menjadi beberapa bagian. Namun tetap wibawanya selalu
punya jurus andalan yang membuat aku tak bisa berkata-kata.
“aku tau kita ini beda usia, untuk
apa kamu memikirkan hal yang mungkin tak pernah aku pikirkan sebelumnya. Kita
hanya terpaut 3 tahun ya’ aku gak pernah membahas apapun soal umur kita. Aku
juga sangat mengharapkan kamu bisa berbagi rasa denganku disetiap saat bisa
berbagi hati dan masalah setiap saat dengankku bukan karna perbedaan umur yang
membuat kamu tak mau lagi bersandar denganku. Aku tau ini sebuah masalah besar
untukmu tapi aku gak bisa berbohong. Aku benar-benar jatuh cinta denganmu ya’”
jawab Indra dengan panjang lebar mengklarifikasikan masalah akut yang selalu
membumbung tinggi melayang-layang bahkan hinggap selalu di pikiran ku selama
ini.
Terjawab sudah ternyata Indra
bukan sekedar Ranting muda biasa. Bahkan dia akan menjadi akar mengikat ke
tanah dan hidup serta tumbuh bersama batang yang kian hari kian menjulang
menuju matahari, juga bukan hanya sekedar air yang akan melengkapi aku bagai
matahari yang akan membuatnya hidup dan tumbuh.
Aku merasakan kelegaan yang
luar biasa tak bisa ku bayangkan rasa sesak yang selama ini menuntut ku
mengungkapkannya. Tapi kali ini sesak itu terbang melayang-layang tanpa pamit
menjadikanku lebih sempurna kini.
Yang tadinya handphone kesayangan
selalu digenggaman akhirnya tangan ku di jemput paksa untuk menggenggam tangan
yang memang kuharapkan digenggam. Perempuan..!! munafik memang tak kupungkiri.
Akhirnya aku berdamai setelah jurus yang mampu membuat ku luluh. Tetap aku tak
menunjukkan sikap kelegaan ku.
“ahh omongan bisa aja ndra, toh
nyatanya nanti setelah kita menjalin hari yang disepakati kamu juga akan lupa
omongan kamu tadi” jawabku tapi sedikit merendah karna jurusnya yang ampuh itu
membuat emosiku tersembunyi dibalik lambung yang sudah meminta makanan lezat
datang.
“mungkin kamu bisa melontarkan
kata sakit itu , tapi tidak untuk hal ini aku tak akan biarkan kata sakit itu
menyobek hati aku ya’ percayalah kita bangun komitmen yang kokoh tanpa ada
campur tangan satu orang pun dan aku jamin kita akan hidup bahagia ya’” ujar
Indra meyakinkanku
Ini mungkin sudah jurus
terakhir Indra. Akhirnya pelukan hangat yang tak pernah aku rasakan selama
setahun belakangan ini menghampiriku. Tubuhku yang dingin diterpa angin lembut
malam itu seketika berubah menjadi hangat. Bahkan seakan suhu tubuh kami sama.
Kehangatan itu terasa menusuk dadaku. Membuat wajahku terdongak ke langit
melihat bintang juga tersenyum manis melihat kami berdua. Aku bisa merasakan
kesungguhan Indra melalui degup jantungnya yang terasa memaksaku tetap
memeluknya hingga akhirnya kedua tanganku yang menerima pelukan itu membelai
lembut punggung si Ranting muda itu. Seketika dia membisikkan ku sesuatu “
percayalah, aku akan menjadi satu ranting kuat yang akan patah jika aku menua
hanya untukmu~hanya untukmu” Ucapnya pelan penuh arti dan terasa hangat
nafasnya menusuk kupingku lalu melepaskan pelukan itu dengan wajah
berseri-seri.
Aku menarik dalam dalam nafas
lalu.
“aku ketoilet sebentar” tanpa
merasa berdosa dia yang sudah menunggu jawabanku tetap aku melangkahkan kaki
menuju toilet itu.
Di depan kaca toilet aku
menangis, malu, berkata sendiri, “Tuhan bantu aku tuhan benarkah dia yang kau
kirim untuk mengobati hati ku yang lama tak ada obatnya” amarahku atau ucap
kekesalanku terhadap semua ini terlontar ke Tuhan.
Aku berbenah diri lalu kembali
ke meja tadi. Terlihat semua hidangan sudah datang dengan cemilan coklat dan
semua menu favoriteku terhidang rapi.
“Makasih ya.. aku mungkin sosok
bodoh yang hingga saat ini sangat beruntung dimiliki dan memilikimu, ini satu
ketakutan ku yang ga bisa aku ungkapin “ sembari menghadap kepiluan yang jelas
terpapar diwajah Indra membuatku semakin tak berdaya.
“sudah jangan di permasalahkan
.. aku sangat mengharapmu ya’” Ujar Indra tegas
“aku mau kita rajut perasaan
yang sudah terburai ini aku mau kita berjalan bergandengan dengan semua rasa
yang udah gak kuat untuk aku simpan.. hanya saja tak sanggup untuk diungkapkan,
inilah mungkin saat yang tepat, kamu bukan satu dari wanita tapi kamu satu dari
segala jenis yang aku kenal yang mampu membawa aku ke kehidupan nyata tak
sekedar mimpi yang ingin diraih tapi kamu itu masa depan yang patut dicapai”
tegas Indra kembali menjelaskannya kepadaku.
Aku tertunduk malu tersipu-sipu
memerah pipiku sejenak hanyut bersama suasana romantis ini. “ aku gak bisa
berkata-kata” jawabku.
Kami saling pandang diantara
rasa indah ini. Malam semakin larut kami kembali dan aku di antar sampai
kerumah dengan tenang aku melenggang.
“dahh kakak sayang “ ejek
Indra.
“aduwww.. iya adek sayang”
sambil memberikan senyum terbaikku.
Kejadian malam itu membuat ku
sadar cinta bukan hanya membuatku sakit tapi juga membuat ku lupa segalanya.
Sampai aku lupa kalau aku lebih muda 3tahun dari pasanganku. Tapi inilah
kenyataannya dia benar-benar sayang dan mengharapkanku merasakan hal yang sama.
Kadang aku bingung dibuat semua ini tapi apa yang harus aku bingungkan semua
udah terjadi. Aku juga gak tau ini akan sampai dimana apakah aku kelak hidup
bersama dia.
Lamunan ku sampai di ambang
malam. Seketika sesuatu yang berat menghantam membuat ku lemas tak berdaya dan
terlelap. Rasa kantuk luar biasa ini
semakin membuat ku nyaman.
*** ***
Sedikit ulasan:
guys mungkin ini karya pertamaku tapi ini terinspirasi dari kehidupan yang berjalan begitu saja. ini di posting hanya untuk pertimbangan saja. siapa tau kisah yang kita alami sama persis. hahhaha ntr deh aku bakal posting beberapa karya ku disini..