10/24/2015

Ranting Muda

Diposting oleh Unknown di Sabtu, Oktober 24, 2015


Ranting Muda
Ini kali keberapa Tuhan menjawab pertanyaan yang aku kira ini adalah akhir. Aku AYA panggilan sayang dari mama . dan inilah kisahku
Ini bulan ketiga aku mengenal pria yang lebih muda 3 tahun dari umurku. Aku juga tak pernah menyangka kalau kami akan menjadi satu rangkaian hati yang menjalin kasih sayang sepanjang nafas berhembus. Mungkin 3 bulan yang lalu bagai petir menyambar kepalaku. Tak pernah terbesit aku akan bersandar pada ranting muda. Dan ranting muda ini yang akan membawaku ke jalanmu ya rabb.
Berawal dari silaturahmi rekan kerja kakakku di sebuah perusahaan Retail terbesar di Dunia. Sebagai salah satu karyawannya mungkin kakak ku merasa bangga. Hingga hari itu tiba sekian banyak rekan kerjanya masuklah diantaranya si ranting muda itu. Mereka bersepuluh merangkai senyum bahkan tertawa tanpa segan di ruang tamu rumahku yang sederhana. Iyaa benar mereka sedang bertamu dirumahku sekalian silaturahmi berlebaran. Aku dengan sigap membantu mama menyiapkan makanan, cemilan dan minuman untuk mereka. Satu-satu dari sepuluh mata memandangku dengan senyuman manis dan penuh harap saat aku menghidangkan cemilan. Tapi hanya satu diantara mereka yang tak menatapku dengan curiga dan harap. Seakan aku tidak ada bahkan dia sibuk dan asyik dengan teman yang lain yang sudah heboh  bergumam akan kedatanganku.
Akhirnya keadaan saling pandang mereka dan aku selelsai ketika kakakku mengenalkan aku pada mereka semua.
“guys.. jangan bengong dong liat nih adikku cantikkan?” ujar kakakku sambil menuangkan minuman ke gelas yang tersedia.
Aku dengan lugu tersenyum manis
“weesss aku jomblo loh kak” taufik dengan lantang tak merasa malu padahal mamaku sedang menghampirinya. “ehh ada tante sory tan keceplosan” jawab taufik ketika sadar ternyata ia diperhatikan oleh mamaku..
Awalnya tak ada satu pun yang menarik perhatianku. Tapi sesaat aku dibuat tersenyum malu
“woii Indra kau kan jomblo .. noohhh sikat nooh si doi” jawab riki dengan antusias.
Sejenak si ranting muda itu tersenyum malu dan mulai salah tingkah. “apasih bang kau ini sibuk ajala” jawab Indra dengnan tersipu-sipu
Aku memandangnya cukup dalam membuat aku terngiang selalu akan raut wajahnya.
“iya nih ya’ si Indra ini jomblo baik lagi, bukan begitu ndra?” kata kakakku
“hemm hahha udah ahh malu ni” balas Indra
Akhirnya tiba Adzan Magribh berkumandang sebagian dari mereka sholat magribh berjamaah di rumah sederhanaku itu. Setelah itu mereka menyantap masakan lezat buatan mamaku. Dan tepat pukul 21.00 WIB masing-masing dari mereka pamitan pulang. Hingga akhirnya aku mengintip dari tirai dapur melihat si ranting muda yang gak pernah aku mimpikan itu.
Waktu semakin berjalan terus berjalan. Tak pernah kuhitung sudah berapa hari bulan bahkan tahun aku tidak pernah di bilang cantik, disapa “selamat pagi”, di ingatin makan, di ajak jalan yang membuat aku lupa adalah 2 orang sahabat ku yang selalu hadir menemani hari2 indahku wajar saja aku jomblo setahun belakangan ini tenang-tenang saja.
Ini sudah seminggu sejak pertemuan itu tapi kenapa wajah si ranting muda itu selalu hadir disetiap sendiriku. Aku heran bahkan namanya aja selalu kusebut atau kadang-kadang tersebut.
Tiiiiittt tuuuutt tiiiitt tuuuut khas bunyi sms dari iphone kesayanganku.
+62878908**** “asalamualaikum”
Itu bunyinnya. Dengan sigap aku membalas “walaikkumslam, siapa ini”
“aku”  balasnya.
“aku siapa??”  jawabku.
“Indra temen kantor kakak kamu”  jawabnya
Sejenak aku terhenyak ini nama yang sering aku sebut nama yang sering aku lamun kan sejak pertemuan itu. Akhirnya dari situ aku selalu berbagi kabar. Seminggu berlalu, hanya berawal dari pertemuan itu hingga akhirnya aku bisa bertemu dengannya yang aku kira dia adalah yang terbaik.
Pertemuan demi pertemuan berjalan dengan singkat tanpa hambatan. Kecocokan demi kecocokan terjalin singkat tak pernah ragu untuk saling sapa meski melalui seluler. Aku juga bisa merasakan apa yang dirasakannya. Wajah manisnya selalu menghantui hari-hariku aku juga yakin dia merasakan hal yang sama. Mungkin aku adalah sosok egois tapi dia selalu meluluhkan ku dengan jurus 1000 bayangan milik Naruto yang tak bisa ku balas dengan jurus apapun.
Hidupku semakin hari semakin berwarna semakin harum. Tapi kami masih saja belum bisa disatukan oleh sesuatu yang aku sebut Cinta tapi romannya sudah kami rasakan. Manisnya sudah diujung lidah tapi belum ditelan.  Ranum semerbak bahkan menyibak perhatian semua orang di berbagai sosial media menjadikanku orang paling bahagia sedunia tanpa merasa ada orang lain disini.
Hemmm andai aku bisa ngebagi rasa ini pasti manisnya buat kalian ga harus minum kopi bersama gula tebu yang kalian beli di warung bahkan bisa memaniskan adonan bolu mamaku hahahah begitulah kira-kira rasa ini. Yahhh aku akhirnya jatuh cinta tapi tetap seperti yang aku jelaskan ini sulit. Ini memang Cinta tapi kami belum bersatu untuk saling merasakan satu sama lain.
Perkenalan itu sesaat terhenti tanpa kabar. Aku terhenyak oleh perkataannya “aku ini lebih muda dari kamu 3 tahun”
Bahkan untuk berkenalan lebih dalam lagi saja aku sudah malas dibuat ucapannya itu. Tak pernah aku membayangkan aku jatuh cinta kepada seseorang yang bahkan lebih muda dari adikku sendiri. Keseriusan ini akhirnya berujung berakhir runtuh. Hatiku mulai menyusut seiring rasa cintaku kepadanya. Tapi apa semakin hari si ranting muda itu semakin menarik perhatian. Tak pernah dihatinya memberlakukanku sebagai seorang kakak. Bahkan dimatanya aku adalah belahan jiwa yang mungkin dibutuhkannya selama ini.
Tapi aku masih belum bisa terima dengan hal ini. Tetap saja di setiap pertemuan kami selalu canggung padahal aku dan dia dulu sempat merasakan kecocokan yang masih terbias sampai dengan hari ini. Tuhan ini hukuman atau karma atau ini yang terbaik kau kirimkan untuk sandaranku kelak, tuhan apakah kau bisa merasakan hatiku saat ini. Kemudian aku merasa takut jika rasa yang sudah kurasakan sekian hari sekian jam sekian menit sekian detik hilang dan meluntur. Tetap aku menjaga rasa ini karna ini anugerah terindah yang kurasakan selama aku hidup.
Akhirnya kuberanikan diri untuk bertanya apa yang dirasakannya apa tujuan dia apa yang harus kulakukan. Akhirnya aku menjajikan sebuah pertemuan yang harusnya singkat tapi berubah menjadi pertemuan dahsyat di dalam hidupku.
“heii.. menung aja” sapa Indra sambil duduk di sebelahku yang sudah ku sediakan untukknya karna aku yang pertama datang.
“haii... gak kok cuman lagi bingung aja” jawabku ketus tak ingin diketahuinya kekhawatiranku selama ini .
“gimana hari ini kerjanya” basa-basi yang tiap hari dilontarkan Indra ketika kami bersama.
“nyantai.. biasalah client masih bisa di handle, kamu?” jawabku masih ketus juga.
“aku...aku..aku” dengan nada sedih dan wajah yang seiring gemuruh akan badai datang menghantam mukaku.
“aku apa..??” jawabku memaksa
“akuuuu aku upsales loh’” jawabnya riang sembari memberiku sekotak coklat favoriteku yang diketahuinya sebagai suatu obat penyejuk hati. Upsales merupakan suatu proses dimana value yang diharapkan ternyata berlebih karna Indra adalah salah satu Sales Marketing di perusahaan Retail besar itu.
“apaan sih gak lucu deh.. nih buat aku coklatnya?” jawabku mulai menyeringai
“yaiyalah” sautnya
Indra mengayunkan tangan memanggil pelayan untuk menyuguhkan  menu favorite aku dan dia di cafe itu. Biasanya setiap kami dinner selalu menu favorite dipesankan Indra terlebih dahulu sebelum aku memesannya. Tapi kali ini beda dia malah menyuruhku memesankan menu favoritenya dariku. Sontak aku terkejut
“mana aku tau kamu suka makan apa” lagi-lagi ketus
“hemm yauda deh mas aku gak makan, kita pesan cemilan aja ya  .. aku mau pesan..............bla bla bla” Indra berbicara memesan cemilan tadi ke pelayan yang ada disampingnya itu, dan aku menatapnya penuh arti tanpa takut harus kehilangan atau  bahkan bahagia bisa bersama selamanya.
“ ada apa ngajakin aku ketemuan. Kamu rindu ya udah seminggu lebih kita gak jumpa” tanya Indra masih dengan kesabarannya yang ku akui sangat memukau itu.
“enggak apa-apa kok, cuman ada yang mau aku omongin tentang kita” jawabku berpaling muka melihat sekeliling yang hening dihembus angin malam seiring kilauan lilin di meja kecil kami yang membuatku rindu akan rasa-rasa manis yang sempat membuat manis bolu mamaku tanpa harus ditaruh gula tebu di dalamnya.
“hemm dimulai dari mana ini aku juga belum bisa bertanya apa-apa terhadap semua ini” Indra menjawab dengan keseriusan yang membuatnya dewasa.
“aku mau kita sudahin aja sebelum kita punya kesepakatan untuk bersama....” hening sesaat setelah perkatanku yang mungkin memotong-motong hatinya atau bahkan mengiris hati, empedu, ginjal sampai jantung menjadi beberapa bagian. Namun tetap wibawanya selalu punya jurus andalan yang membuat aku tak bisa berkata-kata.
“aku tau kita ini beda usia, untuk apa kamu memikirkan hal yang mungkin tak pernah aku pikirkan sebelumnya. Kita hanya terpaut 3 tahun ya’ aku gak pernah membahas apapun soal umur kita. Aku juga sangat mengharapkan kamu bisa berbagi rasa denganku disetiap saat bisa berbagi hati dan masalah setiap saat dengankku bukan karna perbedaan umur yang membuat kamu tak mau lagi bersandar denganku. Aku tau ini sebuah masalah besar untukmu tapi aku gak bisa berbohong. Aku benar-benar jatuh cinta denganmu ya’” jawab Indra dengan panjang lebar mengklarifikasikan masalah akut yang selalu membumbung tinggi melayang-layang bahkan hinggap selalu di pikiran ku selama ini.
Terjawab sudah ternyata Indra bukan sekedar Ranting muda biasa. Bahkan dia akan menjadi akar mengikat ke tanah dan hidup serta tumbuh bersama batang yang kian hari kian menjulang menuju matahari, juga bukan hanya sekedar air yang akan melengkapi aku bagai matahari yang akan membuatnya hidup dan tumbuh.
Aku merasakan kelegaan yang luar biasa tak bisa ku bayangkan rasa sesak yang selama ini menuntut ku mengungkapkannya. Tapi kali ini sesak itu terbang melayang-layang tanpa pamit menjadikanku lebih sempurna kini.
Yang tadinya handphone kesayangan selalu digenggaman akhirnya tangan ku di jemput paksa untuk menggenggam tangan yang memang kuharapkan digenggam. Perempuan..!! munafik memang tak kupungkiri. Akhirnya aku berdamai setelah jurus yang mampu membuat ku luluh. Tetap aku tak menunjukkan sikap kelegaan ku.
“ahh omongan bisa aja ndra, toh nyatanya nanti setelah kita menjalin hari yang disepakati kamu juga akan lupa omongan kamu tadi” jawabku tapi sedikit merendah karna jurusnya yang ampuh itu membuat emosiku tersembunyi dibalik lambung yang sudah meminta makanan lezat datang.
“mungkin kamu bisa melontarkan kata sakit itu , tapi tidak untuk hal ini aku tak akan biarkan kata sakit itu menyobek hati aku ya’ percayalah kita bangun komitmen yang kokoh tanpa ada campur tangan satu orang pun dan aku jamin kita akan hidup bahagia ya’” ujar Indra meyakinkanku
Ini mungkin sudah jurus terakhir Indra. Akhirnya pelukan hangat yang tak pernah aku rasakan selama setahun belakangan ini menghampiriku. Tubuhku yang dingin diterpa angin lembut malam itu seketika berubah menjadi hangat. Bahkan seakan suhu tubuh kami sama. Kehangatan itu terasa menusuk dadaku. Membuat wajahku terdongak ke langit melihat bintang juga tersenyum manis melihat kami berdua. Aku bisa merasakan kesungguhan Indra melalui degup jantungnya yang terasa memaksaku tetap memeluknya hingga akhirnya kedua tanganku yang menerima pelukan itu membelai lembut punggung si Ranting muda itu. Seketika dia membisikkan ku sesuatu “ percayalah, aku akan menjadi satu ranting kuat yang akan patah jika aku menua hanya untukmu~hanya untukmu” Ucapnya pelan penuh arti dan terasa hangat nafasnya menusuk kupingku lalu melepaskan pelukan itu dengan wajah berseri-seri.
Aku menarik dalam dalam nafas lalu.
“aku ketoilet sebentar” tanpa merasa berdosa dia yang sudah menunggu jawabanku tetap aku melangkahkan kaki menuju toilet itu.
Di depan kaca toilet aku menangis, malu, berkata sendiri, “Tuhan bantu aku tuhan benarkah dia yang kau kirim untuk mengobati hati ku yang lama tak ada obatnya” amarahku atau ucap kekesalanku terhadap semua ini terlontar ke Tuhan.
Aku berbenah diri lalu kembali ke meja tadi. Terlihat semua hidangan sudah datang dengan cemilan coklat dan semua menu favoriteku terhidang rapi.
“Makasih ya.. aku mungkin sosok bodoh yang hingga saat ini sangat beruntung dimiliki dan memilikimu, ini satu ketakutan ku yang ga bisa aku ungkapin “ sembari menghadap kepiluan yang jelas terpapar diwajah Indra membuatku semakin tak berdaya.
“sudah jangan di permasalahkan .. aku sangat mengharapmu ya’” Ujar Indra tegas
“aku mau kita rajut perasaan yang sudah terburai ini aku mau kita berjalan bergandengan dengan semua rasa yang udah gak kuat untuk aku simpan.. hanya saja tak sanggup untuk diungkapkan, inilah mungkin saat yang tepat, kamu bukan satu dari wanita tapi kamu satu dari segala jenis yang aku kenal yang mampu membawa aku ke kehidupan nyata tak sekedar mimpi yang ingin diraih tapi kamu itu masa depan yang patut dicapai” tegas Indra kembali menjelaskannya kepadaku.
Aku tertunduk malu tersipu-sipu memerah pipiku sejenak hanyut bersama suasana romantis ini. “ aku gak bisa berkata-kata” jawabku.
Kami saling pandang diantara rasa indah ini. Malam semakin larut kami kembali dan aku di antar sampai kerumah dengan tenang aku melenggang.
“dahh kakak sayang “ ejek Indra.
“aduwww.. iya adek sayang” sambil memberikan senyum terbaikku.
Kejadian malam itu membuat ku sadar cinta bukan hanya membuatku sakit tapi juga membuat ku lupa segalanya. Sampai aku lupa kalau aku lebih muda 3tahun dari pasanganku. Tapi inilah kenyataannya dia benar-benar sayang dan mengharapkanku merasakan hal yang sama. Kadang aku bingung dibuat semua ini tapi apa yang harus aku bingungkan semua udah terjadi. Aku juga gak tau ini akan sampai dimana apakah aku kelak hidup bersama dia.
Lamunan ku sampai di ambang malam. Seketika sesuatu yang berat menghantam membuat ku lemas tak berdaya dan terlelap. Rasa kantuk luar  biasa ini semakin membuat ku nyaman.


***        ***

Sedikit ulasan:
guys mungkin ini karya pertamaku tapi ini terinspirasi dari kehidupan yang berjalan begitu saja. ini di posting hanya untuk pertimbangan saja. siapa  tau kisah yang kita alami sama persis. hahhaha ntr deh aku bakal posting beberapa karya ku disini..




Ranting Muda



Ranting Muda
Ini kali keberapa Tuhan menjawab pertanyaan yang aku kira ini adalah akhir. Aku AYA panggilan sayang dari mama . dan inilah kisahku
Ini bulan ketiga aku mengenal pria yang lebih muda 3 tahun dari umurku. Aku juga tak pernah menyangka kalau kami akan menjadi satu rangkaian hati yang menjalin kasih sayang sepanjang nafas berhembus. Mungkin 3 bulan yang lalu bagai petir menyambar kepalaku. Tak pernah terbesit aku akan bersandar pada ranting muda. Dan ranting muda ini yang akan membawaku ke jalanmu ya rabb.
Berawal dari silaturahmi rekan kerja kakakku di sebuah perusahaan Retail terbesar di Dunia. Sebagai salah satu karyawannya mungkin kakak ku merasa bangga. Hingga hari itu tiba sekian banyak rekan kerjanya masuklah diantaranya si ranting muda itu. Mereka bersepuluh merangkai senyum bahkan tertawa tanpa segan di ruang tamu rumahku yang sederhana. Iyaa benar mereka sedang bertamu dirumahku sekalian silaturahmi berlebaran. Aku dengan sigap membantu mama menyiapkan makanan, cemilan dan minuman untuk mereka. Satu-satu dari sepuluh mata memandangku dengan senyuman manis dan penuh harap saat aku menghidangkan cemilan. Tapi hanya satu diantara mereka yang tak menatapku dengan curiga dan harap. Seakan aku tidak ada bahkan dia sibuk dan asyik dengan teman yang lain yang sudah heboh  bergumam akan kedatanganku.
Akhirnya keadaan saling pandang mereka dan aku selelsai ketika kakakku mengenalkan aku pada mereka semua.
“guys.. jangan bengong dong liat nih adikku cantikkan?” ujar kakakku sambil menuangkan minuman ke gelas yang tersedia.
Aku dengan lugu tersenyum manis
“weesss aku jomblo loh kak” taufik dengan lantang tak merasa malu padahal mamaku sedang menghampirinya. “ehh ada tante sory tan keceplosan” jawab taufik ketika sadar ternyata ia diperhatikan oleh mamaku..
Awalnya tak ada satu pun yang menarik perhatianku. Tapi sesaat aku dibuat tersenyum malu
“woii Indra kau kan jomblo .. noohhh sikat nooh si doi” jawab riki dengan antusias.
Sejenak si ranting muda itu tersenyum malu dan mulai salah tingkah. “apasih bang kau ini sibuk ajala” jawab Indra dengnan tersipu-sipu
Aku memandangnya cukup dalam membuat aku terngiang selalu akan raut wajahnya.
“iya nih ya’ si Indra ini jomblo baik lagi, bukan begitu ndra?” kata kakakku
“hemm hahha udah ahh malu ni” balas Indra
Akhirnya tiba Adzan Magribh berkumandang sebagian dari mereka sholat magribh berjamaah di rumah sederhanaku itu. Setelah itu mereka menyantap masakan lezat buatan mamaku. Dan tepat pukul 21.00 WIB masing-masing dari mereka pamitan pulang. Hingga akhirnya aku mengintip dari tirai dapur melihat si ranting muda yang gak pernah aku mimpikan itu.
Waktu semakin berjalan terus berjalan. Tak pernah kuhitung sudah berapa hari bulan bahkan tahun aku tidak pernah di bilang cantik, disapa “selamat pagi”, di ingatin makan, di ajak jalan yang membuat aku lupa adalah 2 orang sahabat ku yang selalu hadir menemani hari2 indahku wajar saja aku jomblo setahun belakangan ini tenang-tenang saja.
Ini sudah seminggu sejak pertemuan itu tapi kenapa wajah si ranting muda itu selalu hadir disetiap sendiriku. Aku heran bahkan namanya aja selalu kusebut atau kadang-kadang tersebut.
Tiiiiittt tuuuutt tiiiitt tuuuut khas bunyi sms dari iphone kesayanganku.
+62878908**** “asalamualaikum”
Itu bunyinnya. Dengan sigap aku membalas “walaikkumslam, siapa ini”
“aku”  balasnya.
“aku siapa??”  jawabku.
“Indra temen kantor kakak kamu”  jawabnya
Sejenak aku terhenyak ini nama yang sering aku sebut nama yang sering aku lamun kan sejak pertemuan itu. Akhirnya dari situ aku selalu berbagi kabar. Seminggu berlalu, hanya berawal dari pertemuan itu hingga akhirnya aku bisa bertemu dengannya yang aku kira dia adalah yang terbaik.
Pertemuan demi pertemuan berjalan dengan singkat tanpa hambatan. Kecocokan demi kecocokan terjalin singkat tak pernah ragu untuk saling sapa meski melalui seluler. Aku juga bisa merasakan apa yang dirasakannya. Wajah manisnya selalu menghantui hari-hariku aku juga yakin dia merasakan hal yang sama. Mungkin aku adalah sosok egois tapi dia selalu meluluhkan ku dengan jurus 1000 bayangan milik Naruto yang tak bisa ku balas dengan jurus apapun.
Hidupku semakin hari semakin berwarna semakin harum. Tapi kami masih saja belum bisa disatukan oleh sesuatu yang aku sebut Cinta tapi romannya sudah kami rasakan. Manisnya sudah diujung lidah tapi belum ditelan.  Ranum semerbak bahkan menyibak perhatian semua orang di berbagai sosial media menjadikanku orang paling bahagia sedunia tanpa merasa ada orang lain disini.
Hemmm andai aku bisa ngebagi rasa ini pasti manisnya buat kalian ga harus minum kopi bersama gula tebu yang kalian beli di warung bahkan bisa memaniskan adonan bolu mamaku hahahah begitulah kira-kira rasa ini. Yahhh aku akhirnya jatuh cinta tapi tetap seperti yang aku jelaskan ini sulit. Ini memang Cinta tapi kami belum bersatu untuk saling merasakan satu sama lain.
Perkenalan itu sesaat terhenti tanpa kabar. Aku terhenyak oleh perkataannya “aku ini lebih muda dari kamu 3 tahun”
Bahkan untuk berkenalan lebih dalam lagi saja aku sudah malas dibuat ucapannya itu. Tak pernah aku membayangkan aku jatuh cinta kepada seseorang yang bahkan lebih muda dari adikku sendiri. Keseriusan ini akhirnya berujung berakhir runtuh. Hatiku mulai menyusut seiring rasa cintaku kepadanya. Tapi apa semakin hari si ranting muda itu semakin menarik perhatian. Tak pernah dihatinya memberlakukanku sebagai seorang kakak. Bahkan dimatanya aku adalah belahan jiwa yang mungkin dibutuhkannya selama ini.
Tapi aku masih belum bisa terima dengan hal ini. Tetap saja di setiap pertemuan kami selalu canggung padahal aku dan dia dulu sempat merasakan kecocokan yang masih terbias sampai dengan hari ini. Tuhan ini hukuman atau karma atau ini yang terbaik kau kirimkan untuk sandaranku kelak, tuhan apakah kau bisa merasakan hatiku saat ini. Kemudian aku merasa takut jika rasa yang sudah kurasakan sekian hari sekian jam sekian menit sekian detik hilang dan meluntur. Tetap aku menjaga rasa ini karna ini anugerah terindah yang kurasakan selama aku hidup.
Akhirnya kuberanikan diri untuk bertanya apa yang dirasakannya apa tujuan dia apa yang harus kulakukan. Akhirnya aku menjajikan sebuah pertemuan yang harusnya singkat tapi berubah menjadi pertemuan dahsyat di dalam hidupku.
“heii.. menung aja” sapa Indra sambil duduk di sebelahku yang sudah ku sediakan untukknya karna aku yang pertama datang.
“haii... gak kok cuman lagi bingung aja” jawabku ketus tak ingin diketahuinya kekhawatiranku selama ini .
“gimana hari ini kerjanya” basa-basi yang tiap hari dilontarkan Indra ketika kami bersama.
“nyantai.. biasalah client masih bisa di handle, kamu?” jawabku masih ketus juga.
“aku...aku..aku” dengan nada sedih dan wajah yang seiring gemuruh akan badai datang menghantam mukaku.
“aku apa..??” jawabku memaksa
“akuuuu aku upsales loh’” jawabnya riang sembari memberiku sekotak coklat favoriteku yang diketahuinya sebagai suatu obat penyejuk hati. Upsales merupakan suatu proses dimana value yang diharapkan ternyata berlebih karna Indra adalah salah satu Sales Marketing di perusahaan Retail besar itu.
“apaan sih gak lucu deh.. nih buat aku coklatnya?” jawabku mulai menyeringai
“yaiyalah” sautnya
Indra mengayunkan tangan memanggil pelayan untuk menyuguhkan  menu favorite aku dan dia di cafe itu. Biasanya setiap kami dinner selalu menu favorite dipesankan Indra terlebih dahulu sebelum aku memesannya. Tapi kali ini beda dia malah menyuruhku memesankan menu favoritenya dariku. Sontak aku terkejut
“mana aku tau kamu suka makan apa” lagi-lagi ketus
“hemm yauda deh mas aku gak makan, kita pesan cemilan aja ya  .. aku mau pesan..............bla bla bla” Indra berbicara memesan cemilan tadi ke pelayan yang ada disampingnya itu, dan aku menatapnya penuh arti tanpa takut harus kehilangan atau  bahkan bahagia bisa bersama selamanya.
“ ada apa ngajakin aku ketemuan. Kamu rindu ya udah seminggu lebih kita gak jumpa” tanya Indra masih dengan kesabarannya yang ku akui sangat memukau itu.
“enggak apa-apa kok, cuman ada yang mau aku omongin tentang kita” jawabku berpaling muka melihat sekeliling yang hening dihembus angin malam seiring kilauan lilin di meja kecil kami yang membuatku rindu akan rasa-rasa manis yang sempat membuat manis bolu mamaku tanpa harus ditaruh gula tebu di dalamnya.
“hemm dimulai dari mana ini aku juga belum bisa bertanya apa-apa terhadap semua ini” Indra menjawab dengan keseriusan yang membuatnya dewasa.
“aku mau kita sudahin aja sebelum kita punya kesepakatan untuk bersama....” hening sesaat setelah perkatanku yang mungkin memotong-motong hatinya atau bahkan mengiris hati, empedu, ginjal sampai jantung menjadi beberapa bagian. Namun tetap wibawanya selalu punya jurus andalan yang membuat aku tak bisa berkata-kata.
“aku tau kita ini beda usia, untuk apa kamu memikirkan hal yang mungkin tak pernah aku pikirkan sebelumnya. Kita hanya terpaut 3 tahun ya’ aku gak pernah membahas apapun soal umur kita. Aku juga sangat mengharapkan kamu bisa berbagi rasa denganku disetiap saat bisa berbagi hati dan masalah setiap saat dengankku bukan karna perbedaan umur yang membuat kamu tak mau lagi bersandar denganku. Aku tau ini sebuah masalah besar untukmu tapi aku gak bisa berbohong. Aku benar-benar jatuh cinta denganmu ya’” jawab Indra dengan panjang lebar mengklarifikasikan masalah akut yang selalu membumbung tinggi melayang-layang bahkan hinggap selalu di pikiran ku selama ini.
Terjawab sudah ternyata Indra bukan sekedar Ranting muda biasa. Bahkan dia akan menjadi akar mengikat ke tanah dan hidup serta tumbuh bersama batang yang kian hari kian menjulang menuju matahari, juga bukan hanya sekedar air yang akan melengkapi aku bagai matahari yang akan membuatnya hidup dan tumbuh.
Aku merasakan kelegaan yang luar biasa tak bisa ku bayangkan rasa sesak yang selama ini menuntut ku mengungkapkannya. Tapi kali ini sesak itu terbang melayang-layang tanpa pamit menjadikanku lebih sempurna kini.
Yang tadinya handphone kesayangan selalu digenggaman akhirnya tangan ku di jemput paksa untuk menggenggam tangan yang memang kuharapkan digenggam. Perempuan..!! munafik memang tak kupungkiri. Akhirnya aku berdamai setelah jurus yang mampu membuat ku luluh. Tetap aku tak menunjukkan sikap kelegaan ku.
“ahh omongan bisa aja ndra, toh nyatanya nanti setelah kita menjalin hari yang disepakati kamu juga akan lupa omongan kamu tadi” jawabku tapi sedikit merendah karna jurusnya yang ampuh itu membuat emosiku tersembunyi dibalik lambung yang sudah meminta makanan lezat datang.
“mungkin kamu bisa melontarkan kata sakit itu , tapi tidak untuk hal ini aku tak akan biarkan kata sakit itu menyobek hati aku ya’ percayalah kita bangun komitmen yang kokoh tanpa ada campur tangan satu orang pun dan aku jamin kita akan hidup bahagia ya’” ujar Indra meyakinkanku
Ini mungkin sudah jurus terakhir Indra. Akhirnya pelukan hangat yang tak pernah aku rasakan selama setahun belakangan ini menghampiriku. Tubuhku yang dingin diterpa angin lembut malam itu seketika berubah menjadi hangat. Bahkan seakan suhu tubuh kami sama. Kehangatan itu terasa menusuk dadaku. Membuat wajahku terdongak ke langit melihat bintang juga tersenyum manis melihat kami berdua. Aku bisa merasakan kesungguhan Indra melalui degup jantungnya yang terasa memaksaku tetap memeluknya hingga akhirnya kedua tanganku yang menerima pelukan itu membelai lembut punggung si Ranting muda itu. Seketika dia membisikkan ku sesuatu “ percayalah, aku akan menjadi satu ranting kuat yang akan patah jika aku menua hanya untukmu~hanya untukmu” Ucapnya pelan penuh arti dan terasa hangat nafasnya menusuk kupingku lalu melepaskan pelukan itu dengan wajah berseri-seri.
Aku menarik dalam dalam nafas lalu.
“aku ketoilet sebentar” tanpa merasa berdosa dia yang sudah menunggu jawabanku tetap aku melangkahkan kaki menuju toilet itu.
Di depan kaca toilet aku menangis, malu, berkata sendiri, “Tuhan bantu aku tuhan benarkah dia yang kau kirim untuk mengobati hati ku yang lama tak ada obatnya” amarahku atau ucap kekesalanku terhadap semua ini terlontar ke Tuhan.
Aku berbenah diri lalu kembali ke meja tadi. Terlihat semua hidangan sudah datang dengan cemilan coklat dan semua menu favoriteku terhidang rapi.
“Makasih ya.. aku mungkin sosok bodoh yang hingga saat ini sangat beruntung dimiliki dan memilikimu, ini satu ketakutan ku yang ga bisa aku ungkapin “ sembari menghadap kepiluan yang jelas terpapar diwajah Indra membuatku semakin tak berdaya.
“sudah jangan di permasalahkan .. aku sangat mengharapmu ya’” Ujar Indra tegas
“aku mau kita rajut perasaan yang sudah terburai ini aku mau kita berjalan bergandengan dengan semua rasa yang udah gak kuat untuk aku simpan.. hanya saja tak sanggup untuk diungkapkan, inilah mungkin saat yang tepat, kamu bukan satu dari wanita tapi kamu satu dari segala jenis yang aku kenal yang mampu membawa aku ke kehidupan nyata tak sekedar mimpi yang ingin diraih tapi kamu itu masa depan yang patut dicapai” tegas Indra kembali menjelaskannya kepadaku.
Aku tertunduk malu tersipu-sipu memerah pipiku sejenak hanyut bersama suasana romantis ini. “ aku gak bisa berkata-kata” jawabku.
Kami saling pandang diantara rasa indah ini. Malam semakin larut kami kembali dan aku di antar sampai kerumah dengan tenang aku melenggang.
“dahh kakak sayang “ ejek Indra.
“aduwww.. iya adek sayang” sambil memberikan senyum terbaikku.
Kejadian malam itu membuat ku sadar cinta bukan hanya membuatku sakit tapi juga membuat ku lupa segalanya. Sampai aku lupa kalau aku lebih muda 3tahun dari pasanganku. Tapi inilah kenyataannya dia benar-benar sayang dan mengharapkanku merasakan hal yang sama. Kadang aku bingung dibuat semua ini tapi apa yang harus aku bingungkan semua udah terjadi. Aku juga gak tau ini akan sampai dimana apakah aku kelak hidup bersama dia.
Lamunan ku sampai di ambang malam. Seketika sesuatu yang berat menghantam membuat ku lemas tak berdaya dan terlelap. Rasa kantuk luar  biasa ini semakin membuat ku nyaman.


***        ***

Sedikit ulasan:
guys mungkin ini karya pertamaku tapi ini terinspirasi dari kehidupan yang berjalan begitu saja. ini di posting hanya untuk pertimbangan saja. siapa  tau kisah yang kita alami sama persis. hahhaha ntr deh aku bakal posting beberapa karya ku disini..




 

Dewi Nurmayani Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea