TERIMAKASIH UDAH BUATKU LEBIH DEWASA
We met for a reasonn. Either you’re blessing or a lesson.
Seperti kapal yang karam begitulah keadaanku sejenak setelah kau
tinggalkan. Aku seolah-olah tenggelam hingga ke dasar dan kehilangan kemampuan
untuk berjuang. Tapi aku sadar, bahwa hidup harus tetap berjalan. Dengan atau
tanpamu, hidup akan terus kuperjuangkan. Karena pada akhirnya, kamu hanya akan
jadi bagian dari masa lalu yang lebih coock kujadikan pelajaran.
Pertemuan denganmu adalah satu masa yang tak akan pernah kulupa. Semua
perlakuanmu yang istimewa , tak ayal membuatku jatuh cinta hingga sebegitunya.
Aku selalu meyakini bahwa di dalam hidup yang terasa penuh kendali,
selalu ada dia yang mengatur segalanya. Pertemuan kita adalah contohnya, kamu
dan aku sebelumnya adalah dua orang dari dunia berbeda yang akhirnya
dipertemukan dalam sebuah drama hidup berbau ketidaksengajaan. Di sebuah acara
pertukaran mahasiswa, kita memulai segalanya.
Kamu adalah sosok yang selama ini kudambakan. Pintar, tampan dan
berwibawa menjadi paket sempurna yanng diingini setiap wanita ada pada prianya.
Sikapmu yang dewasa dan mahir merangkai kata berhasil membuatku jatuh cinta
sebegitunya. Kamu hadir dengan potret kesempurnaan yang selama ini kupikir
tidak akan pernah ku lupa. Harus kuakui kamu berhasil memonopoli hampir semua
bagian hidupku. Dengan semua kelebihan yang ada, aku secara tidak sadar memberi
tiket untuk mengakuisisi separuh dari hidupku.
Tapi nyatanya cerita tentang betapa indahnya cerita kita tidak bisa
terjalin lebih lama. Dengan dalih mengejar mimpi, kamu memutuskan untuk
meninggalkaku begitu saja. Walau merasa sakit luar biasa, tapi aku pernah
percaya mungkin inilah cara orang dewasa berjuang untuk hidupnya. Aku pernah
mempercayai bahwa pilihanmu ini karena serius merancang masa depan. Entah terlalu
lugu atau apa, aku terlambat menyadari bahwa hatimu sudah tertinggal di hati
berbeda.
Tentu menyakitkan melihat kenyataan penyebab kepergianmu tak sesuai
dengan alasa yang pernah kau ucapkan. Aku kembali harus menanggung perih ketika
mendapatimu tertawa bahagia bersamanya, disana.
Sesaat setelah kita berpisah, aku menyagka bahwa kamu juga akan
merasakan sakit yang sama. Dengan frekuensi rasa sayang serupa, sudah pastilah
kamu terluka juga disana. Tapi ternyata seluruh ekspetasiku itu tidak sesuai
dengan kenyataan yang kudapatkan. Kamu dengan tenangnya mendeklarasikan
kebersamaan seminggu setelah mengkonversi hubungan kita menjadi teman.
Ya walaupun aku tidak mengatakannya, jelas ada luka menganga lebar
di dalam sana. Pria yang kupikir sempurna kini dengan santainya menancapkan
luka. Aku mengganggapmu sebagai manusia tanpa rasa yang tega meninggalkanku
untuk perempuan baru disana. Kamu yang pernah begitu aku banggakan, sekarang
menyakitiku seolah tidak punya perasaan.
Seperti kebanyakan orang yang mengalami kisah serupa, aku pernah
memaki dan menyumpahimu agar tidak merasa bahagia. Aku terjebak dalam rasa
sakit yang membuatku jadi makhluk egois, menyerapahimu agar mengalami pengalaman
yang sama. Pernah juga kudoakan agar tuhan membuat perempuanmu meninggalkan
agar kamu paham, bagaimana aku disini pernah berkubang dengan luka.
Namun kini kusadari bahwa rasa marah tidak aan membuatmu kembali.
Pengalaman ini justru harus kusyukuri. Karena melaluinya membuatku
lebih dewasa.
Aku pun pada akhirnya menyadari bahwa semua kekecewaanku tidak akan
membaikkan keadaan.tidak seharusnya aku membencimu berkepanjangan karena hal
tsb juga tak membuatmu kembali. Rasa sakit yang pernah kau berikan, seharusnya
kujadikan pelajaran untuk membuatku jadi manusia lebih baik.
IDNtimes
0 komentar:
Posting Komentar