9/05/2015

Aku dan Aetra

Diposting oleh Unknown di Sabtu, September 05, 2015

Aku remaja biasa yang bekerja di sebuah perusahaan swasta. Setiap harinya aku bergelut dengan lahan,tanah, bahkan hutan karna aku bergabung di salah satu perusahaan developt swasta bagian lapangan. Setiap hari aku mengkontrol kinerja staff di lapangan seperti pembangunan, penimbunan, pembongkaran ataupun penggalian. Di sela bekerja aku juga selalu memikirkan segala yang hidup disekitarku. Terkadang aku berfikir akankah bumi ini kuat untuk menopang bangunan besar,hotel yang menjulang, apartment yang menjamur dimana-mana. Dan itu tidak hanya di kotaku saja bahkan sampai seluruh negara melakukan pembangunan itu. Sampai suatu hari aku membaca sebuah artikel di sebuah forum sosial yang mengatakan bahwa rata-rata permukaan tanah di Ibukota menurun hingga 10,8 cm per tahun bahkan yang terparah itu ada di Kota Jakarta Utara penurunan tanah mencapai 28cm pertahun dan sesuai dengan prediksi kota tsb akan tenggelam dalam waktu 40 tahun. Sempat terkilas pertanyaan, Tuhan apa memang benar itu terjadi?? Akhirnya aku berinisiatif mencari cari bagaimana, apa cara yang harus aku lakukan serta apa penyebab semuanya.
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan adalah:
  • Pertumbuhan industri yang pesat di suatu kawasan disertai dengan pertumbuhan pemukiman penduduk akan menimbulkan kecenderungan kenaikan permintaan air tanah.
  • Pemakaian air beragam sehingga berbeda dalam kepentingan, maksud serta cara memperoleh sumber air.
  • Perlu perubahan sikap sebagian besar masyarakat yang cenderung boros dalam pengggunaan air serta melalaikan unsur konservasi.
Mungkin solusi yang terbaik aku belum dapat untuk merusmuskan tapi sekedar solusi kecil yang dapat kita terapkan setiap harinya mungkin sudah terbesit. Beberapa cara yang mungkin aku bisa berbagi buat teman-teman,
Membuat lubang biopori dan sumur resapan di rumah sendiri.
Lubang biopori ini dapat membantu memperlancar air hujan untuk meresap ke tanah. Alhasil, meskipun telah digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, siklus air tetap berjalan dengan lancar.
Kurangi pemakaian detergent.
Mencuci dengan detergent memang tidak dapat dihindari. Maka, mulailah mencuci secara ‘cerdas’, dengan mencuci pakaian ketika sudah menumpuk dan memenuhi kapasitas mesin cuci. Sehingga limbah cair yang dihasilkan-pun relatif lebih sedikit.

urangi pemakaian insektisida.
Mengingat zat-zat kimia yang terkandung dalam insektisida tersebut mungkin akan menempel di tanah dan menyusup ke dalamnya melalui air hujan, ada baiknya kamu mulai menggunakan cara-cara alami untuk mengusir serangga.
Mulai mengolah sampah rumah tangga.
Pisahkan sampah yang dapat terurai dan yang tak dapat terurai. Senyawa kimia dapat muncul dari sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik.
Menanam pohon di lingkungan rumah.
Selain membuat rumahmu tampak asri, dengan adanya tanaman dan ruang terbuka hijau ini, dapat membantu penyerapan air kembali ke dalam tanah.
Hemat menggunakan air.
Tanamkanlah pada dirimu, bahwa kamu harus berhemat air. Misalnya mandi dengan menggunakan shower, tidak membiarkan air terus mengalir pada saat mencuci tangan, menampung air hujan untuk menyiram tanaman, dan lain-lain.
Memeriksa per-pipaan di dalam rumah.
Pemeriksaan per-pipaan di dalam rumah perlu kamu lakukan. Khususnya saluran pembuangan septic tank. Dan jika kamu sedang membangun rumah, usahakan septic tank tersebut mengikuti standar yang telah di tetapkan pemerintah.
Hingga akhirnya aku berbagi wacana kepada teman kantor. Ada satu orang yang menyarankan untuk mengusung satu perusahaan yang mengelola, mengoperasikan dan  memelihara sistem penyediaan air bersih dan melakukan investasi di wilayah Timur Jakarta (sebagian Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat & seluruh Jakarta Timur) berdasarkan kontrak kerjasama dengan PAM JAYA yaitu PT AETRA AIR JAKARTA. Perusahaan ini menggunakan air bersih perpipaan sebagai solusi bijaknya dan kualitas air yang terjamin sesuai standar kualitas air minum (Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492./Menkes/ Per/iv/2010 . Aetra tidak mengambil air tanah sebgaai bahan bakunya, melainkan menggunakan air permukaan (Waduk Jatiluhur) jadi menggunakan air bersih perpiaan merupakan pilihan yang cerdas, selain menyehatkan, kita sekaligus dapat menyelamatkan Air Tanah Jakarta . Dan aku juga sangat setuju sejak saat itu aku dan teman juga ikut berlangganan di PT AETRA JAKARTA.
Mungkin tips diatas cukup bisa membantu pelestarian air tanah. Yuk sama-sama kita laksanakan.



 copy rights : Dearkamu.com

Aku dan Aetra


Aku remaja biasa yang bekerja di sebuah perusahaan swasta. Setiap harinya aku bergelut dengan lahan,tanah, bahkan hutan karna aku bergabung di salah satu perusahaan developt swasta bagian lapangan. Setiap hari aku mengkontrol kinerja staff di lapangan seperti pembangunan, penimbunan, pembongkaran ataupun penggalian. Di sela bekerja aku juga selalu memikirkan segala yang hidup disekitarku. Terkadang aku berfikir akankah bumi ini kuat untuk menopang bangunan besar,hotel yang menjulang, apartment yang menjamur dimana-mana. Dan itu tidak hanya di kotaku saja bahkan sampai seluruh negara melakukan pembangunan itu. Sampai suatu hari aku membaca sebuah artikel di sebuah forum sosial yang mengatakan bahwa rata-rata permukaan tanah di Ibukota menurun hingga 10,8 cm per tahun bahkan yang terparah itu ada di Kota Jakarta Utara penurunan tanah mencapai 28cm pertahun dan sesuai dengan prediksi kota tsb akan tenggelam dalam waktu 40 tahun. Sempat terkilas pertanyaan, Tuhan apa memang benar itu terjadi?? Akhirnya aku berinisiatif mencari cari bagaimana, apa cara yang harus aku lakukan serta apa penyebab semuanya.
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan adalah:
  • Pertumbuhan industri yang pesat di suatu kawasan disertai dengan pertumbuhan pemukiman penduduk akan menimbulkan kecenderungan kenaikan permintaan air tanah.
  • Pemakaian air beragam sehingga berbeda dalam kepentingan, maksud serta cara memperoleh sumber air.
  • Perlu perubahan sikap sebagian besar masyarakat yang cenderung boros dalam pengggunaan air serta melalaikan unsur konservasi.
Mungkin solusi yang terbaik aku belum dapat untuk merusmuskan tapi sekedar solusi kecil yang dapat kita terapkan setiap harinya mungkin sudah terbesit. Beberapa cara yang mungkin aku bisa berbagi buat teman-teman,
Membuat lubang biopori dan sumur resapan di rumah sendiri.
Lubang biopori ini dapat membantu memperlancar air hujan untuk meresap ke tanah. Alhasil, meskipun telah digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, siklus air tetap berjalan dengan lancar.
Kurangi pemakaian detergent.
Mencuci dengan detergent memang tidak dapat dihindari. Maka, mulailah mencuci secara ‘cerdas’, dengan mencuci pakaian ketika sudah menumpuk dan memenuhi kapasitas mesin cuci. Sehingga limbah cair yang dihasilkan-pun relatif lebih sedikit.

urangi pemakaian insektisida.
Mengingat zat-zat kimia yang terkandung dalam insektisida tersebut mungkin akan menempel di tanah dan menyusup ke dalamnya melalui air hujan, ada baiknya kamu mulai menggunakan cara-cara alami untuk mengusir serangga.
Mulai mengolah sampah rumah tangga.
Pisahkan sampah yang dapat terurai dan yang tak dapat terurai. Senyawa kimia dapat muncul dari sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik.
Menanam pohon di lingkungan rumah.
Selain membuat rumahmu tampak asri, dengan adanya tanaman dan ruang terbuka hijau ini, dapat membantu penyerapan air kembali ke dalam tanah.
Hemat menggunakan air.
Tanamkanlah pada dirimu, bahwa kamu harus berhemat air. Misalnya mandi dengan menggunakan shower, tidak membiarkan air terus mengalir pada saat mencuci tangan, menampung air hujan untuk menyiram tanaman, dan lain-lain.
Memeriksa per-pipaan di dalam rumah.
Pemeriksaan per-pipaan di dalam rumah perlu kamu lakukan. Khususnya saluran pembuangan septic tank. Dan jika kamu sedang membangun rumah, usahakan septic tank tersebut mengikuti standar yang telah di tetapkan pemerintah.
Hingga akhirnya aku berbagi wacana kepada teman kantor. Ada satu orang yang menyarankan untuk mengusung satu perusahaan yang mengelola, mengoperasikan dan  memelihara sistem penyediaan air bersih dan melakukan investasi di wilayah Timur Jakarta (sebagian Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat & seluruh Jakarta Timur) berdasarkan kontrak kerjasama dengan PAM JAYA yaitu PT AETRA AIR JAKARTA. Perusahaan ini menggunakan air bersih perpipaan sebagai solusi bijaknya dan kualitas air yang terjamin sesuai standar kualitas air minum (Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492./Menkes/ Per/iv/2010 . Aetra tidak mengambil air tanah sebgaai bahan bakunya, melainkan menggunakan air permukaan (Waduk Jatiluhur) jadi menggunakan air bersih perpiaan merupakan pilihan yang cerdas, selain menyehatkan, kita sekaligus dapat menyelamatkan Air Tanah Jakarta . Dan aku juga sangat setuju sejak saat itu aku dan teman juga ikut berlangganan di PT AETRA JAKARTA.
Mungkin tips diatas cukup bisa membantu pelestarian air tanah. Yuk sama-sama kita laksanakan.



 copy rights : Dearkamu.com

 

Dewi Nurmayani Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea